Rahim Pengganti

Bab 40 "Sikap Carissa"



Bab 40 "Sikap Carissa"

0Bab 40     

Sikap Carissa     

Saat ini hanya ada Bian dan Carissa, Siska pamit pulang untuk mengambil beberapa barang yang dibutuhkan oleh Caca. Sedangkan saat ini, Caca sangat ingin pergi ke toilet dengan pelan pelan, Caca menurunkan kaki nya. Bian yang melihat hal itu segera menghampiri sang istri.     

"Mau kemana? Kamu butuh apa?" tanya Bian dengan nada khawatir. Namun, Carissa tidak menjawab wanita itu berusaha untuk berjalan sendirian saat ini Carissa muak melihat suaminya itu tapi di sisi lain dirinya juga merindukan sang suami.     

Helaan napas berat terdengar sangat jelas, Bian tetap membantu istri nya itu meskipun, Cariss tidak ingin. Pria itu tetap berada di belakang Carissa.     

"Mau ke mana?" tanya Bian lagi.     

"Toilet!!" jawab Carissa singkat. Bian pun, mengantar sang istri pergi ke toilet. Tak lupa pria itu membantu istrinya supaya biasa duduk dengan nyaman.     

Setelah selesai, Bian kembali membantu istrinya itu untuk menuju ke tempat tidur. Tidak ad perbincangan diantara keduanya, ingin rasanya Bian menanyakan sesuatu kepada Caca. Namun, pria itu mengurungkan niatnya, tidak mau membuat istrinya itu tidak nyaman.     

"Kamu butuh sesuatu?" tanya Bian. Caca menatap suaminya dan menggelengkan kepalanya. Bian hanya bisa menghela napasnya berat, istrinya itu jika sudah bersikap seperti ini diri nya tidak bisa berbuat apa apa.     

Bian lalu, duduk di kursi yang ada di samping Carissa, sedangkan Caca berusaha untuk tidur. Efek obat yang diberikan dokter tadi membuat wanita itu, mengantuk tapi Caca juga takut sesuatu terjadi padanya.     

Rumah sakit, adalah tempat yang menurut Caca tidak menyenangkan. Hal itulah yang membuat, wanita itu tidak suka berada di sana. Bagi, Caca rumah sakit membuat nya harus ingat akan sesuatu yang buruk.     

***     

Carissa sudah tertidur, hari juga sudah sangat larut. Bian beranjak dari duduk nya mendekati istri nya itu, mencoba mengusap perut Carissa.     

"Hai, Sayang. Maaf kan Papa yang tidak tahu keberadaan kamu. Maaf Papa jadi egois," ucapnya. Bian menyesal dengan semua yang terjadi, andai diri nya bisa lebih peka dengan keadaan. Hal ini tidak terjadi namun, semua sudah terjadi dan hal ini menjadikan Bian untuk lebih peka terhadap kedua istrinya.     

Bian lalu mendekati sang istri membawa Carissa ke dalam pelukannya dan kedu tidur di atas tempat tidur yang sama. Malam ini, Bian ingin memeluk istri nya itu, melepaskan semua kejadian yang sudah terjadi.     

Sedangkan di tempat lain, Siska sedang terdiam di dalam kamar nya. Air mata wanita itu menetes dengan sangat deras, ketika sedang mendengarkan lagu yang begitu menyetuh hati nya.     

Wajar dalam hubungan     

Cinta kadang memang naik-turun     

Hati yang punya peranan     

Untuk lebih saling pengertian     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Ikuti saja alurnya     

Bila jenuh, tak ada salahnya     

Ingat kenangan berdua     

Tawa, luka, kita hadapi bersama     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Ku di sini masih ada sayang     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Wajar dalam hubungan     

Cinta kadang memang naik-turun     

Hati yang punya peranan     

Untuk lebih saling pengertian     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Ikuti saja alurnya     

Bila jenuh, tak ada salahnya     

Ingat kenangan berdua     

Tawa, luka, kita hadapi bersama     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang     

Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang     

Ku di sini takut kamu hilang     

Ku di sini masih ada sayang     

Kalau kamu bosan, jangan menghilang     

"Kalau kamu bosan, jangan menghilang. Kalau kamu bosan, kamu bisa bilang. Tapi kalau bosan, jangan kamu cari peluang. Di sini aku masih sayang kamu, andai dia gak pergi apa aku masih bisa bersamanya," ucap Siska.     

Tidak ada yang tahu, bagaimana perasaan Siska saat ini. Pria yang begitu ia sayang, mengkhianati nya dengan teman nya sendiri, sakit itu lah yang di rasakan Siska. Ingin marah, tapi Siska tidak mampu melakukannya.     

Siska mengelap air mata nya, lalu beranjak dari duduknya. Gadis itu segera masuk ke dalam kamar mandi, mengistirahatkan dirinya terlalu banyak beban hari ini. Melihat pria yang dicintai bersama orang lain, lalu mendapatkan kabar tentang kondisi Carissa membuat Siska butuh energi yang banyak.     

***     

Langit malam sudah berganti menjadi pagi yang begitu indah. Dan saat ini, Carissa sudah terbangun dari tidur nya. Wanita itu kaget menatap ke arah samping tempat tidurnya.     

Mata Caca terbuka dengan lebar, apa lagi posisi nya yang begitu nyaman di dalam dekapan sang suami. Caca merindukan hal seperti ini, ingin egois tapi dirinya tahu hal itu tidak mungkin.     

Cukup lama Caca menatap suaminya itu, hingga akhirnya dia dikagetkan dengan suara Bian yang bergema.     

"Aku memang tampan kok," ucap Bian lalu membuka mata nya. Mendengar ucapan itu membuat, Carissa kaget wanita itu berusaha untuk beranjak dari tidur nya namun tidak bisa. Bian memeluknya dengan begitu erat.     

"Tidak ada yang salah dalam memandangi suaminya. Kenapa kamu bersikap seperti ini," ucap Bian.     

Caca hanya menatap suaminya itu, tanpa berucap sesuatu. Lalu Caca berusaha untuk melepaskan pelukan tersebut namun, nihil Bian semakin mengeratkan pelukannya.     

"Lepas!!" ucap Caca.     

"Gak mau. Aku mau seperti ini," jawab Bian.     

Caca menatap Bian dengan tatapan tajam, hingga Bian teringat sesuatu dirinya tidak bisa membuat Cariss tertekan. Lalu Bian melepaskan pelukannya itu, setelah itu Caca beranjak dari tempat nya dan masuk ke dalam kamar mandi.     

Brak     

Pintu kamar mandi ditutup dengan kencang, membuat Bian kaget. Sikap Carissa yang seperti ini membuat Bian hanya mampu, menghela napasnya berat.     

Wajar jika istrinya itu, masih marah dengan nyam karena kecerobohan dirinya. Bian dan Carissa hampir kehilangan anak mereka, mengingat mengenai anak Bian segera meraih handphonenya.     

Bian harus tahu, bagaimana keadaan Della dan anaknya tapi panggilannya tidak terjawab. Hingga panggil kelima baru terhubung.     

"Hallo," sapa Bian.     

"..."     

"Kamu di sana baik baik ya," ucap Bian.     

"..."     

"Gak boleh capek, makan makanan yang bergizi, harus banyak banyak istirahat. Kalau capek tidur, jangan kebanyakan kerja. Pokoknya jaga diri kamu dan anak kita," ucap Bian.     

Banyak hal yang keduanya bicara, tanpa Bian sadari jika sejak tadi Carissa memperhatikan keduanya. Ada perasaan tidak nyaman ketika Bian menyebut 'anak kita' kepada Della. Jiwa egois ingin menghilang dari Bian namun, Carissa tidak bisa melakukannya.     

Setelah selesai menelpon Della, Bian segera berbalik pria itu kaget ketika melihat Carissa di sana. Apa lagi dengan tatapan mata Carissa yang terlihat kecewa.     

"Kamu mau makan apa?" tanya Bian. Caca hanya menatap suaminya itu sekilas lalu menggelengkan kepalanya, saat ini hanya ada rasa mual dan pusing di kepala Carissa.     

###     

Hallo. Selamat membaca dan terima kasih, jangan lupa tinggalkan review kalian ya. Love you guys, jaga kesehatan kalian semua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.